Jumat, 16 November 2012

Makalah perkembangan peserta didik

KATA PENGANTAR

imagesw.jpeg
Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah perkembangan peserta didik yang berjudul “REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah  satu tugas mata kuliah perkembangan peserta didik yang diberikan oleh dosen pengampu.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dari media elektronik yaitu internet dan juga buku-buku yang berhubungan dengan materi tersebut.
 Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Akhir kata, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya.
          





Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...………….ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A.    LATAR BELAKANG……………………………………………………..1
B.     RUMUSAN MASALAH……………………………………………….….2
C.     TUJUAN……………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….………….…3
A.    PENGERTIAN REMAJA……………………………………………….…3
B.     KARAKTERISTIK MASA REMAJA………………………….………....4
C.     TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA…………………….…....5
D.    HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA…....5
E.     HUKUM PERKEMBANGAN REMAJA…………………………………7
F.      KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN REMAJA………..…...12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..…....15
A.    KESIMPULAN……………………………………………………………15
B.     SARAN…………………………………………………………………....15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…16







BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan suatu tahap dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari suatu budaya ke kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak  terlepas dari orang tua mereka.
Perkembangan pada remaja ditandai dengan beberapa perubahan misalnya saja perubahan pada fisik atau yang lainnya. Berikut ini adalah perkembangan yang terjadi pada masa remaja:
a.      Perkembangan fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh menjadi tinggi dan berat dewasanya dalam waktu sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria dari pada wanita, juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat
b.      Perkembangan intelektual
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog perancis Jean Piaget menemukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pemikiran yang melihat logika. Piaget beranggapan bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan penggalaman terkait mereka. Mamun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini, bukti ini  menunjukan bahwa kemampuan remaja untuk  menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
c.       Perkembangan emosional
Psikolog Amerika G Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat ada luas yang terjadi pada waktu pubertas. Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik Erikson menandang perkembangansebagai proses psikososial yang terjadi seumur hidup.
Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut berhubungan dengan lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran masalah emosional bervariasi antara setiap remaja.


B.   PERUMUSAN  MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, supaya dalam penulisan makalah ini kami memperoleh hasil yang maksimal, maka kamin mengemukakan beberapa rumusan masalah, diantaranya yaitu:
1.      Pengertian dalam masa remaja?
2.      Bagaimana  perkembangan pada masa remaja?
3.      Ciri-ciri atau sifat perkembangan remaja?

C.   TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik.
2.      Untuk  memambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita
3.      Untuk lebih mengetahui tentang  remaja dan perkembangannya.





BAB II
PEMBAHASAN
REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA

A.    PENGERTIAN REMAJA
Dalam bahasa aslinya, remaja disebut adolescence, berasal dari bahasa  adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitive dari orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi. Perkembangan lebih lanjut, istilah  adolescence  sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, social dan fisik (Hurlock, 1991). Pandangan tersebut didukung oleh  piaget (Hurlock,1991) yang mengatakan bahwa perkembangan spikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu berada dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
Remaja  juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan karakteristik paling mennonjol dari semua periode perkembangan. (  Shaw dan Costanzo, 1985).
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang  jelas. Mereka sudah termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk golongan orang dewasa. Remaja berada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “ mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu manguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks, 1989). Akan tetapi, yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa yang sangat potensial, baik dilihat  dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik.






B.     KARAKTERISTIK MASA REMAJA
a.      Konsep tentang Adolescence
Pengertian dasar tentang istilah adolescence hanyalah pertumbuhan kearah pematangan. Masa ini adalah periode antara permulaan pubertas dengan kedewasaan yang berkisar antara usia 14-25 tahun untuk laki-laki dan usia antara 12-21 tahun untuk perempuan.
Banyak buku pendidikan dan spikologi  yang mendefinisikan adolescence dengan menunjuk kepada periode yang penuh dengan tekanan dan ketegangan (stress and strain), suatu periode dimana individu belum menjadi sesuatu. Generalisasi semacam ini tentu saja memiliki keterbatasan karena tidak semua remaja mengalami tekanan dan ketegangan.
Dalam dunia yang dengan cepat mengalami perubahan, memang tidak bisa dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja mengalami ketidaktentuan saat mereka mencari kedudukan dan identitas. Para remaja bukan lagi kanak-kanak, tetapi belum juga bisa menjadi orang dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitive karena perannya belum tegas. Ia mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah perannya. Para remaja adalah individu-individu yang sedang mengalami serangkaian tugas perkembangan yang khusus.

b.      Keunikan remaja
Psikologi objectif selalu menekankan bahwa pertumbuhan adalah sesuatu yang berlangsung terus-menerus dan bertahap. Oleh karena itu, individu tidak sekaligus berubah menjadi orang yang sama sekali berbeda walaupun terjadi kematangan pada organ-organ kelamin, tumbuhnya kumis, tumbuhnya bulu pada bagian-bagian tertentu pada badan, atau dengan timbulnya perubahan suara pada laki-laki.
Keunikan para remaja terletak pada individu-individunya. Sebagai contoh, tampak jelas bahwa para remaja dari keluarga yang sama, memiliki perbedaan-perbedaan misalkan dalam hal berat badan, intelegensi, minat dan sifat socialnya. Anak kembarpun memiliki perbedaan, sekalipun mereka memiliki kesamaan pembawaan. Para remaja dari kelas social yang satu berbeda dengan para remaja dari kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Pendeknya, beberapa keunikan para remaja terletak dalam indivualitasnya, bukan pada masa remajanya.
C.    TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (teen task development) (1991) adalah berusaha:
1)      Mampu menerima keadaan fisiknya
2)      Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3)      Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4)      Mencapai kemandirian emosional
5)      Mencapai kemandirian ekonomi
6)      Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7)      Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8)      Mengembangkan perilaku bertanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9)      Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10)  Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggungjawab kehidupan keluarga

D.    HAKEKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Pertumbuhan yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada aspek perubahan fisik kearah lebih maju. Dengan kata lain, istilah pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan fisikologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang, atau tinggi badan, tulang, otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya, pertumbuhan ini mencapai titik akhir yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu, misalnya usia lanjut, justru terdapat bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami penurunan dan pengurangan (Berk, 1989).
Sedangkan, perkembangan lebih mengcu kepada perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis kea rah yang lebih maju. Para ahli psikologi pada umumnya menunjuk pada pengertian perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang barsifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karateristik psikis yang baru. Perubahan seperti itu tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada struktur biologis, meskipun tidak semua perubahan kemampuan dan sikap psikis dipengaruhi oleh perubahan struktur biologis. Perubahan kemampuan and karakteristik psikis sebagai hasil dari perubahan dan kesiapan struktur biologis tersebut sering dikenal dengan sebuah istilah “kematangan” (Beck, 1989).
Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan. Berkat adanya pertumbuhan, pada saatnya anak akan mencapai kematangan. Terdapat perbedaan antara pertumbuhan dan kematangan, pertumbuhan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kuantitatif seperti bertmbah panjang ukuran tungkai, bertambah lebarnya lingkar kepala, bertambah beratnya tubuh, dan semakin sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf.
Sedangkan kematangan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kualitatif. Akan tetapi, perubahan kualitatif tersebut akan sulit untuk diamati atau diukur. Kita lebih mudah melihat bertambah luasnya telapak tangan seorang anak daripada melihat bertambah kompleknya system syaraf dan semakin kuatnya jaringan otot pada anak yang memungkinkan organ tersebut melakukan yang lebih kompleks.
Pertumbuhan dan kematangan merupakan proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan perubahan yang berasal dari dalam diri anak. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa factor lingkungan tidak memegang peranan. Pertumbuhan dan kematangan dapat dipercepat dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan dalam batas-batas tertentu. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses belajar hanya mungkin berhasil jika ada kematangan.
Kemampuan belajar menulis hanya dapat dicapai jika proses latihan diberikan kepada anak pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna dan telah mampu memahami bentuk-bentuk huruf yang diperkenalkannya. Dengan demikian, anak akan berhasil dalam belajar memegang pensil dan membaca hurf-huruf. Seorang anak akan lebih mudah belajar naik sepeda ketika otot-ototnya juga sudah tunbuh dengan sempurna sehingga mampu melakukan koordinasi dengan baik ketika harus melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan naik sepeda. Pertumbuhan, kematangan belajar, dan perkembangan merupakan proses belajar yang seiring.
Tugas-tugas perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan dirinya, memahami peran seks / jenis kelamin, mengembangkan kemandirian, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan social, menginternalisasikan nilai-nilai norma, dan merencanakan masa depan. Dewasa ini tidak sedikit remaja yang melakukan perubahan antisocial maupun asusila karena tugas-tugas perkembangan tersebut kurang berkembang dengan baik.

E.     HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN BAGI REMAJA
Hukum perkembangan  adalah prinsip-prinsip yang mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagai ahli psikologi ada yang lebih senang menggunakan istilah “prinsip-prinsip perkembangan” dan tidak mau menggunakan istilah hukum perkembangan. Akan tetapi, di indonesia yang lebih dikenal adalah istilah hukum perkembangan daripada prinsip perkembangan. Perbedaan istilah tersebut tidak memberi pengaruh fundamental terhadap makna dasar yang dikandungnya. Oleh karena itu, dalam tulisan digunakan istilah hukum perkembangan.
Diantara hukum-hukum perkembangan yang sudah banyak dikenal dalam khazanah perkembangan adalah sebagai berikut.
1.      Hukum tempo perkembangan
Sesuai dengan istilahnya, tempo berarti waktu atau masa. Hukum tempo perkembangan bermakna bahwa berlangsungnya perkembangan individu yang satu tidak sama cepat atau lambatnya denagn individu lain. Ada anak yang berkembang dalam waktu yang relatif cepat, misalnya belajar berbicara atau belajar berjalan. Akan tetapi, apda anak lain ketika belajar berbicara atau jalan memerlukan waktu yang cukup lama.

2.      Hukum irama perkembangan
Selain mempunyai tempo, perkembangan juga mempunyai irama masing-masing. Irama berarti variasi ataufluktuasi naik turunnya kecepatan perkembangan individu. Hukum irama perkembangan mengatakan bahwa berlangsungnya perkembangan individu tidak dengan irama yang konstan, tetapi kadang-kadang dengan irama yang cepat, lambat atau bahkan seperti berhenti, dan kemudian cepat seperti dipicu. Sebagai contoh, pada suatu saat dalam perkembangan kecepatan belajar bahasa anak ditunjukkan dengan banyaknya kata-kata baru yang dikuasai. Akan tetapi, jika kemudian tidak ada lagi, tetapi kemudian tampak giat lagi seperti dipicu untuk belajar dengan cepat sehingga melampaui anak yang lain.

3.      Hukum Rekapitulasi
Hukum rekapitulasi berpendapat bahwa perkembangan psikis individu akan pengulangan urutan tingkah laku dari perkembangan nenek  moyang suatu bangsa. Oleh karena itu, sesuai dengan hukum rekapitulasi, ada semacam perilaku kolektif atau meminjam istilah carl Gustaf Jung adalah semacam “ketidaksadaran kolektif(Bischof,1983). Hukum rekapitulasi tersebut pertama kali dikemmukakan oleh Hackel( Jerman) yang dalam laporan biologinya disebut hukum biogenetis, dia mengatakan bahwa ontogenese merupakan rekapitulasi dari philogenese, yang berarti perkembangan suatu makhluk hidup adalah rekapitulasi dari perkembangan seluruh jenis.  Diantara para ahli ada yang setuju dengan hukum rekapitulasi ini, tetapi ada juga yang menolaksebagian atau bahkan menolak sama sekali. Claparede misalnya, menolak urutan seperti yang digambarkan sebelumnya. Akan tetapi, ia menerima anggapan bahwa dalam perkembangan individu mengalami situasi yang mirip dengan suatu masa dalam perkembangankebbudayaan umat manusia. Demikian juga halnya Stern, tidak sepenuhnya menyetujui hukum rekapitulasi. Dalam konteks ini, Stephen R. Covey(1989: 67) mengemukakan teori Determinisme Genetik ( Genetic Determinism)untuk menjelaskan tentang hakikat manusia dengan mengatakan:
Genetic determinism basically says your grandparents did it to you. That’s why you have such a tempers. Your grandparents had short tempers and it’s in your DNA. It just goes through the generations and you inherited it. In addition. You’re irish, and that’s the nature of irish people.
Dengan demikian, pandangan hukum rekapitulasi dan juga detyerminisme genetik tersebut merupakan refleksi dari paradigma sosial yang seolah-olah mengatakan bahwa hakikat dan perkembangan manusia merupakan determinasi dari kekuatan-kekuatan sosial yang melingkupi satu generasi ke generasi berikutnya secara turun temurun.
Berdasarkan hukum rekapitulasi tersebut, perkembangan individu dapat digolongkan kedalam babarapa fase atau masa yang dalam bentuk realnya dapat dilihat dari permainan mereka. Adapun fase-fase perkembangan tersebut adalah:
1.      Masa berburu dan menyamun ( sampai dengan 8 tahun)
Ciri-ciri yang menonjol dari masa ini adalah bahwa anak-anak dalam permainannya menunjukkan kesenangan menangkap binatang, bermain dengan panah-panahan, membuat rumah-rumahan, saling mengintai, saling memata-matai, saling menyelinap untuk menangkap musuh, dan sebagainya.
2.      Masa beternak (8-10 tahun)
Masa ini juga disebut dengan masa menggembala. Cara yang menonjol pada masa ini adalah anak senang sekali memelihara binatang. Misalnya, memelihara ayam, merpati, perkutut, kucing, hamster, atau kambing.
3.      Masa bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar memelihara tanaman. Misalnya, tanaman bunga, tanaman pot bunga, atau tanaman dihalaman rumah. Biasanya anak ingin mempunyai kebun sendiri meskipun dalam ukuran mini.
4.      Masa berdagang (12-14 tahun)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah perhatian anak terutama tertuju kepada hal-hal yang mirip dengan perdagangan. Mmisalnya, bermain jual beli dengan uang dari kertas atau daun, tukar menukar perangko bekas, pengumpulan bungkus rokok, karcis bekas, dan sebagainya.
5.      Masa industri (15 tahun ke atas)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar membuat permainannya sendiri dengan bahan-bahan yang ada disekelilingnya. Misalnya, membuat layang-layang, membuat seruloing bambu, katapel, gasing, dan sebagainya.

4.      Hukum masa peka
Orang yang pertama kali mengemukakan adannya masa peka dan kemudian mengembangkan hukum masa peka adalah M. Montessori dari Italia. Menurutnya dalam perkembangan anak suatu saat terdapat yang sangat  tepat bagi suatu fungsi untuk dapat berkembang dengan baik sekali atau sangat sensitif dan sangat dengan mudah untuk merespons stimulus yang datang kepada dirinya. Pada masa ini, anak mempunyai kesiapan terbaik untuk melaksanakan tugas perkembangannya dalam fungsi tertentu.
Apabila masa peka tersebut telah diketahui, layanan pendidikan atau bantuan dari orang dewasa akan mudah mencapai hasil yang maksimal. Misalnya, masa peka untuk berjalan adalah pada tahun kedua, masa peka untuk mengingat atau menghafal sesuatu adalah pada tahun ketiga atau keempat, masa peka untuk belajar adalah menggambarkan sesuatu adalah pada tahun kelima, masa peka untuk perkembangan ingatan logis adalah tahun keduabelas dan ketiga belas, dan sebagainya.
Atas dasar masa peka ini Maria Montessori mendirikan dan mengembangkan sistem pendidikan dalam sebuah taman kanak-kanak yang dipimpinnya yang bernama Casa de Bambini.

5.      Hukum Trotzalter (Masa Menentang)
Hukum Trotzalter berpandangan bahwa perkembangan individu tidak selalou berlangsung dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi data guncangan yang membawa perubahan secara radial. Masa mengalami goncangan semacam itu biasanya terjadi pada dua kali periode. Periode guncangan pertama terjadi ketika individu berada pada usia 3-4 tahun. Periode guncangan kedua terjadi ketika individu berada pada usia sekitar 14-17 tahun. Pada periode usia itu, anak biasanya mengalami perubahan mencolok dalam dirinya baik aspek fisik maupun psikis sehingga menimbulkam reaksi emosional dan perilaku radikal.
Wujud nyata perilaku yang sering ditunjukkan adalah adanya sikap mampu berdiri sendiri, mampu mengerjakan sesuatu secara sendiri, dan merasa tidak terlalu perlu bantuan orang lain sehingga seringkali timbul sikap menentang ketika ada stimulus dari orang lain yang dirasa kurang sesuai. Karena sering menunjukkan sikap menentang tersebut, kemudian rasa ini disebut juga masa menentang (trotzalter).

6.      Hukum masa eksploratif
sesuai dengan istilahnya, yaitu eksploratif yang berarti penjelajahan, hukum masa eksploratif yang dipelo[pori oleh seorang ahli dari belanda yang bernama Langeveld berpadangan bahwa perkembangan individu merupakan suatu proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan dan penemuan pada individu yang bersangkuta. Individu yang lahir merupakan warga baru yang belum mangenal dunia sekelilingnya. Oleh karena itu, perlu dikenal dan dipelajari tentang segala sesuatu yang ada di dunia sekelilingnya pada saat kehadirannya. Untuk dapat mengenali dunia sekelilingnya, dia perlu melakukan penjelajahan agar kemudian menemukan bermacam-macam kehidupan duniawi dan nilai-nilai kemanusian. Melalui proses penjelajahan dan penemuan-penemuan dunianya itulah individu mengalami perkembangannya

7.      Hukum Pertahanan Diri
Pertahanan diri yang dimaksud adalah suatu respons dalam bentuk sikap atau perilaku individu yang dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyenangkan. Pertahanan diri tersebut ada pada setiap individu. Bentuk pertahanan diri ini berbeda-bada antara individu satu dengan yang lainnya. Contah bentuk pertahanan diri yang sederhana adalah pada saat anak merasa lapar, haus, takut, sakit, dan sebagainya kemudian anak akan menangis. Dengan menangis sebenarnya terkandung maksud agar orang lain segera datang untuk memenuhi kebutuhannya.
Tangisan anak merupakan wujud nyata dari perbuatan yang didorong oleh keinginan untuk mempertahankan diri dari rasa lapar, haus, takut, atau sakit. Dengan bertambahnya usia pertahanan individu menjadi semakin bervariasi dan tidak bersifat impulsif naluriah. Ketikas individu sudah semakin remaja atau dewasa, pertahanan diri terhadap rasa lapar, haus, takut, dan sakit tidak lagi berupa tangisan, tetapin kegiatan lain, misalnya mencari makan dan minuman dilemari atau lari mencari perlindungan pertahanan diri yang ada pada setiap individu dapat menjadikan sistem keseimbangan untuk perkembangan kehidupan.

8.      Hukum Pengembangan Diri
Hukum ini berpandangan bahwa sesungguhnya setiap individu memiliki dorongan alamiah untuk mengembangkan potensi yang dimililkinya. Keberhasilan individu dalam mempertahankan diri memerlukan usaha aktif dan kreatif. Sifat kreafit ini menimbulkan berfungsinya dorongan untuk mengembangkan diri berupa kegiatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dorongan untuk mengembangkan diri wujudnya berlainan antara individu satu dengan lainnya. Misalnya, pada remaja ada rasa ingin selalu bersaing dengan orang lain, perasaan kurang puas terhadap hasil yang telah dicapai, keinginan untuk mengetahui segala sesuatu, semua ini merupakan dorongan untuk mengembangkan diri.

F.     Karakteristik Umum Perkembangan Remaja
Masa remaja sering kali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson disebut dengan identitas ego (ego identity) (Bischof,1983). Hal tersebut terjadi karena masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa, ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. Oleh karena itu, terdapat sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, yaitu:
1.      Kegelisahan
Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja nmempunyai banyak idealisme angan-angan atau keinginan yang hendak diwujjudkan di masa depan. Akan tetapi, sesungguhnya remaja belum mempunyai banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Seringkali angan-angan dan keinginannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya.
Selain itu, disatu pihak mereka ingin mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan, tetapi di pihak lain mereka merasa bellum mampu  melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung datri sumbernya. Tarik menarik antara angan—angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah.
2.      Pertentangan
Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh karena itu, pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering pertentangan pendapat antara mereka dengan orang tua. Pertentangan yang sering terjadi tersebut menimbulkan keinginan remaja untuk mel;epaskan diri dari orang tua, kemudian ditentangnya sendiri karena dalam diri remaja ada keinginan untuk memperoleh rasa aman. Remaja sesungguhnya belum begitu berani mengambil resiko dari tindakan meninggalkan lingkungan keluargaya yang jelas aman bagi dirinya. Selain itu, keinginan melepaskan diri tersebut belum disertai dengan kesanggupan untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang tua dalam soal keuangan. Akibatnya, pertentangan yang sering terjadi akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.
3.      Mengkhayal
Keinginan untuk menjelajah dan berpetualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya terdapat hambatan pada segi keuangan atau biaya. Oleh karena itu, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orang tuanya. Akibatnya, mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melaloui dunia fantasi. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karier sedang remaja putri lebih mengkhayal romantika hidup.
Khayalan ini itdak selamanya bersifat negatif. Khayalan tersebut kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.
4.      Aktifitas Kelompok
Berbagai macam keringinan para remaja sering kali tidak dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala. Hal yang sering terjadi adlah tidak tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua seringkali melemahkan atau bahkan mematahkan semangat para remaja. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama(Singgih DS, 1980).
5.      Keinginan Mencoba Segala Sesuatu
Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ( high curiosity ). Karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya.
Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya tidak jarang secar sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba meroko karena seringmelihat orang deweasa melkukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Remaja putri sering kali mencoba memakai kosmetik baru, meskipun sekolah melarangnya.
Oleh karena itu, yang amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang amat tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan produktif, misalnya ingin mejelajah alam sekitar untuk kepentingan penyelidikan atau ekspedisi. Jika keinginan semacam itu mendapat bimbingan dan penyaluran yang baik, akan menghasilkan kreativitas remaja yang sangat bermanfaat, seperti kemampuan membuat alat-alat elektronik untuk kepentingan komunikasi, menghasilkan temuan ilmiah remaja yang bermutu, menghasilkan karya ilmiah yang berbobot, menghailkan kolaborasi musik deangan teman-temannya, dan sebagainya. Jika tidak, dikhawatirkan dapat menjurus kepada kegiatan atau perilaku negatif, misalnya mencoba narkoba, minum-minuman keras, penyalahgunaan obat, atau perilaku seks pranikah yang berakibat terjadinya kehamilan (Soerjono soekanto, 1989)
Memahami karakteristik remaja-remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingi mencoba-coba, menghayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau “tidak dianggap”, oleh karena itu, mereka sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa. Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidak konsistenan di masyarakat yang dilakukan oleh orang dewasa/ orang tua.






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kami simpulkan bahwa masa remaja terletak pada masa anak dan masa dewasa. Masa remaja dianggap telah mulai ketika anak telah matang dalam aspek seksual dan kemudian berakhir setelah matang secara hukum.
Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung selama periode tertentu. Sedangkan perkembangan adalah perubahan psikis yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainnya kemampuan dan sifat-sifat baru.
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani berlangsung menurut hukum-hukum tertentu, yaitu:
a.       Hukum tempo perkembangan
b.      Hukum irama perkembangan
c.       Hukum rekapitulasi
d.      Hukum masa peka
e.       Hukum masa menentang
f.       Hukum masa eksploratif
g.      Hukum pertahanan diri
h.      Hukum perkembangan diri
Karakteristik umum perkembangan remaja adalah bahwa remaja merupakan peralihan dari masa anak ke masa dewasa sehingga sering menunjukkan sifat-sifat atau karakteristik seperti kegelisahan dan kebingungan karena terjadi suatu pertentangan, keinginan untuk mengkhayal dan aktifitas berkelompok





B.     SARAN
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang  diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Dimasa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Dimasa ini pula sebaiknya pengekangan-pengkangan yamg diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas. Mereka akan mulai mengetahui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan, disini orang tua berperan sebagai penasehat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.



















DAFTAR PUSTAKA




Syamsu, Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Hurlock, EB. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Nigokasei, Dwi. 2011. Makalah Tugas Perkembangan Remaja. http://uwiiesworld.wordpress.com/2011/02/23/makalah-tugas-perkembangan-remaja/. 23 Februari 2011 jam 11.52 AM