-->
Tugas Makalah :
Kajian Lingkungan Hidup
Dosen : Jumardin, S.P
MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Disusun Oleh
Kelompok 2
NAMA
|
NIM
|
Amadi
|
10661010
|
Iqbal
|
10661009
|
Asma
Nur
|
10661000
|
Irfan
|
10661000
|
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ALKHAIRAAT PALU
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana
telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas Karya Tulis ini dapat
terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga
dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju
jalan Islami.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya
penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di
hadapan Allah SWT.
Saya menyadari walaupun saya telah berusaha semaksimal
mungkin dalam menyusun Makalah sederhana ini, tetapi masih banyak kekurangan
yang ada didalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat saya harapkan
demi perbaikan tugas ini. Saya berharap akan ada guna dan manfaatnya Karya
Tulis ini bagi semua pembaca. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A.
LATAR
BELAKANG…………………………………………………….. 1
B.
RUMUSAN
MASALAH……………………………………………….…. 2
C.
TUJUAN DAN KEGUNAAN………………………………………......... 2
BAB II STUDI LITERATUR................................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………….………….… 5
A. PENGERTIAN
UMUM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN............ 5
B. HAKIKAT DAN CIRI-CIRI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.... 5
C. PEMBANGUNAN YANG DILAKUKAN DI INDONESIA.................. 7
D. MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN........................... 7
1. MASALAH
KEMISKINAN............................................................ 8
2. MASALAH KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP............................. 11
3. MASALAH KEAMANAN DAN KETERTIBAN................................. 12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………...... 14
A.
KESIMPULAN…………………………………………………………… 14
B.
SARAN………………………………………………………………….... 15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..… 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan
suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala
bidang. Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan
pendayagunaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan tekhnologi. Dalam pola
pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber
daya manusia, agar dapat terus-menerus menunjang kegiatan atau proses
pembangunan yang berkelanjutan. Pengertian pembangunan berkelanjutan itu
sendiri adalah perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem
ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung padanya.
Keberhasilan
penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses pembelajaran sosial
yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan penuh masyarakat
melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya.
Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat baik
secara spiritual maupun material. Definisi ini menunjukan bahwa adanya suatu
pembangunan karena suatu kebutuhan, dan masalah. Adanya keinginan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut adalah suatu harapan. Sedangkan jika harapan
tersebut tidak tercapai berarti, hal itu adalah masalah.
Dengan
demikian pembangunan mempunyai hubungan yang erat dengan masalah. Karena titik
tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah tersebut dengan
tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang
layak. Pembangunan yang tidak bertitik tolak dari masalah berarti ada indikasi
kesalahan konsep dan model pembangunan tersebut berorientasi pada penyelesaian
masalah sebagai penyebab akar masalah bukan akar masalahnya. Hal ini
menyebabkan peningkatan laju
pembangunan lama untuk mencapai suatu pertumbuhan pembangunan yang merakyat.
Model pembangunan yang merakyat berarti berangkat dari masyarakat.
Pembangunan
dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang merata. Pembangunan bukan
hanya berarti penekanan pada akselerasi dan peningkatan pendapatan
perkapita sebagai indeks dari pembangunan saja, akan tetapi pembangunan
merupakan suatu proses multi dimensi yang meliputi pola reorganisasi dan
pembaharuan seluruh sistem dan aktifitas ekonomi dan sosial dalam mensejahterakan
kehidupan warga masyarakat.
B. Rumusan
Masalah
Dari
pembahasan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan ini adalah
:
1.
Bagaimana masalah kemiskinan.
2.
Bagaimana masalah kualitas
lingkungan hidup.
3.
Bagaimana masalah keamanan dan
ketertiban.
C. Tujuan dan
Kegunaan
1.
Tujuan
Penulisan
Dari rumusan
masalah diatas, maka tujuan penulisan penulisan ini adalah :
1.
Untuk mengidentifikasi kemiskinan
2.
Untuk mengidentifikasi kualitas
lingkungan hidup
3.
Untuk mengidentifikasi keamanan dan
ketertiban
2.
Kegunaan Penulisan
Dari rumusan
masalah diatas, maka tujuan penulisan penulisan ini adalah :
1.
Untuk mengetahui kemiskinan.
2.
Untuk mengetahui kualitas lingkungan
hidup.
3.
Untuk mengetahui keamanan dan
ketertiban.
BAB
II
STUDI
LITERATUR
Konsep pembangunan yang berkelanjutan
adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi
saat ini dengan tanpa mengorbankan kepentingan generasi
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Pembangunan berkelanjutan mencakup
upaya memaksimumkan net benefit dari pembangunan ekonomi yang berhubungan
dengan pemeliharaan jasa dan kualitas sumberdaya alam setiap waktu. Oleh
sebab itu pembangunan ekonomi tidak hanya mencakup peningkatan pendapatan per
kapita riil, tetapi juga mencakup elemen-elemen lain dalam kesejahteraan sosial (Pearce
dan Turner, 1990). Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang
dikemukakan oleh Serageldin (1994) yakni pembangunan yang memungkinkan generasi sekarang
dapat meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi kesempatan generasi yang
akan datang untuk meningkatkan kesejahteraannya. Oleh karena itu maka
konsep pembangunan berkelanjutan adalah mengintegrasikan tiga aspek kehidupan
(ekonomi, sosial dan ekologi) dalam satu hubungan yang sinergis, sehingga makna
keberlanjutan dalam konsep tersebut juga didefinisikan sebagai keberlanjutan ekonomi,
sosial dan lingkungan.
Pada beberapa dekade
terakhir, konsep pembangunan keberlanjutan (sustainable development)
semakin sering digunakan
oleh banyak negara di dunia untuk mengimplementasikan
kebijakan pembangunan baik pada level nasional maupun internasional.
Keberlanjutan (sustainability) saat ini telah menjadi elemen inti (core element)
bagi banyak kebijakan
pemerintah negara-negara di dunia dan lembagalembaga strategis
lainnya. Menurut Khanna et al. (1999) pembangunan keberlanjutan berimplikasi
pada keseimbangan dinamik antara fungsi maintenance (sustainability) dan transformasi
(development) dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
Menurut Cornelissen et al.
(2001) sustainability memiliki implikasi pada dinamika pembangunan
yang sedang berlangsung dan dikendalikan oleh ekspektasi tentang berbagai
kemungkinan di masa yang akan datang. Untuk memulai dan memantau pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan diperlukan kerangka kerja terstandardisasi (standardized
framework) yang terbagi dalam
empat tahap, yaitu: 1. Mendeskripsikan permasalahan
sesuai dengan konteksnya; 2. Mendeterminasi permasalahan dengan context-dependent
pada dimensi ekonomi,
ekologi, dan sosial; 3. Menterjemahkan permasalahan
ke dalam indikator keberlanjutan yang terukur; 4. Menilai kontribusi indikator-indikator
tersebut pada pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.
Menurut Khanna et al. (1999)
perencanaan pembangunan berkelanjutan perlu mempertimbangkan
secara mendalam adanya trade-off antara level produksi-konsumsi dengan
kapasitas asimilasi ekosistem. Sesuai dengan konsep daya dukung (carrying capacity),
peningkatan kualitas hidup
hanya bisa dilakukan apabila pola dan level produksi-konsumsi
memiliki kompatibilitas dengan kapasitas lingkungan biofisik dan sosial.
Melalui proses perencanaan berbasis daya-dukung (carrying capacity-based planning
process) kondisi ini bisa dicapai
dengan mengintegrasikan ekspektasi sosial dan
kapabilitas ekologi ke dalam proses pembangunan. Dalam perencanaan pembangunan
berkelanjutan, Khanna et al. (1999) menambahkan bahwa ekonomi dipandang
sebagai sebuah subsistem dari sebuah ekosistem regional. Tidak mungkin terjadi
pertumbuhan ekonomi yang tidak terbatas. Dalam perspektif makroekonomi, hal ini
berarti bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi harus selalu berada di dalam batas
daya dukung wilayah dan berada pada trade-off antara jumlah
penduduk dan penggunaan sumberdaya per kapita di
dalam wilayah yang bersangkutan.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Umum Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah
pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini
tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang
memberikan batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang
ada didalamnya. Ambang batas ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas
yang luwes (flexible) yang bergantung pada teknologi dan sosial ekonomi tentang
pemanfaatan sumberdaya alam, serta kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang
ditimbulkan dari kegiatan manusia.
Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam
strategi dalam pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga
kapasitas fungsionalnya tidak rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan
umat manusia.
Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat generasi mendatang.
Dengan demikian diharapkan bahwa kita tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan
pembangunan yang ditugaskan (to do the thing right), tetapi juga dituntut untuk
mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh (to do the right
thing)
B.
Hakikat dan Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki secara cermat dan bijaksana.
a.
Sumber daya alam
yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan
mineral, dan keanekaragaman
hayati.
b.
Sumber daya manusia
yang mencakup jumlah penduduk, pendidikan,
kesehatan,
keterampilan, dan kebudayaan.
c.
Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi,
komunikasi, dan
hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.
Sumber-sumber daya
tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus cermat dan
bijaksana. Ketidakcermatan dan kekurangbijaksanaan dalam penggunaan sumber daya
dapat menimbulkan beragam masalah, seperti polusi lingkungan, kerusakan sumber
daya alam, dan timbulnya masalah permukiman.
Pembangunan
berwawasan lingkungan yang dikenal dengan pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisiensi, dan memerhatikan
pemanfaatannya, baik untuk masa kini maupun yang akan datang.
Pembangunan
berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan lingkungan hidup memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Menjamin Pemerataan
dan Keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh
pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, pemerataan kesempatan bagi
perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.
2.
Menghargai
Keanekaragaman Hayati Keanekaragalan hayati merupakan dasar bagi tatanan
lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber
daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan
datang.
3.
Menggunakan
Pendekatan Integratif Dengan menggunakan pendekatan integratif, maka
keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan
untuk masa kini dan masa yang akan datang.
4.
Menggunakan
Pandangan Jangka Panjang Pandangan jangka panjang dilakukan untuk merencanakan
pengelolaan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara
berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.
C.
Pembangunan Yang Dilakukan Di
Indonesia
Perjalanan kemerdekaan Indonesia selama
ini selalu penuh dengan pembangunan yang mengiringinya. Sampai saat inipun
pembangunan pasti terus dilakukan sebagai bentuk pengaruh perkembangan zaman
yang ada. Pembangunan di Indonesia yang diawali pada masa Orde Lama terus
berlanjut walaupun dengan berbedanya masa kekuasaan selanjutnya yaitu Orde Lama
yang dilanjutkan dengan masa Reformasi.
Pada masa Orde Lama pembangunan
memang baru dimulai. Penataan akan sistem pembangunan pun mulai sedikit demi
sedikit diarahkan. Namun, keadaan politik mulai terguncang dan stabilitas
negara terganggu akibat masalah yang ada. Pemerintahan pun beralih pada
penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan pun mulai diarahkan dengan
mencanangkan program pembangunan. Pembangunan yang awalnya memang berjalan baik
dan dirasakan berdampak positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan
praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penjalaran selanjutnya berakibat
pada utang luar negeri yang dilakukan kolega-kolega dalam praktek KKN dan juga
pihak swasta yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya, utang tersebut
beralih pada rakyat Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan peran media massa
dan juga pengawasan ketat dalam hal politik sehingga banyak batasan-batasan
dalam pengetahuan tentang keadaan pemerintahan, sampai akhirnya dimulailah
gerakan reformasi menuntut perubahan yang lebih baik.
Era reformasi pun sampai kini sedang
berlangsung. Perubahan akan sistem pembangunan dilakukan untuk memperbaiki
ketimpangan dalam pemerintahan yang lama. Program-program baru pun mulai
bergulir dan memberikan pengaruh yang berbeda dengan bentuk pemerintahan yang
lebih demokratis.
D.
Masalah Pembangunan Berkelanjutan
Permasalahan
pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan komitmen setiap orang, sadar
atau tidak sadar, yang bergelut di bidang pembangunan. Permasalahan pembangunan
berkelanjutan juga tak dapat diabaikan dalam perkembangan berbagai ilmu
pengetahuan dan tekonologi,
Konsep
pembangunan berkelanjutan diperkenalkan sebagai hasil debat antara pendukung
pembangunan dan pendukung lingkungan. Konsep pembangunan yang berkelanjutan ini
terus berkembang. Pada tahun 1987, Edward B. Barbier mengusulkan bahwa
pembangunan berkelanjutan harus dilihat sebagai interaksi antara tiga system :
sistem biologis dan sumber daya, sistem ekonomi dan sistem sosial. Selain itu,
dalam menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan ini, Budimanta membandingkan
perkembangan kota Jakarta dengan kota-kota lain di Asia, yaitu Bangkok,
Singapura, Tokyo yang memiliki kualitas pembangunan yang berkelanjutan yaitu
cara berpikir yang integrative, perspektif jangka panjang mempertimbangkan
keanekaragaman dan distribusi keadilan social ekonomi. (Arif Budimanta Dalam
Bunga Rampai, 2005: 375-377)
Kemiskinan
serta kerusakan lingkungan hidup merupakan ancaman utama bagi proses pembangunan
berkelanjutan dengan melihat tujuan dari pembangunan berkelanjutan yaitu
mencapai masyarakat sejahtera (masyarakat berkelanjutan) dalam lingkungan hidup
yang berkelanjutan. (Madrim Djody Gondokusumo dalam Bunga Rampai, 2005: 405)
Berikut
dibahas mengenai tiga masalah yang merupakan hambatan dalam mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan yaitu masalah kemiskinan, masalah kualitas
lingkungan hidup dan masalah keamanan
dan ketertiban.
1.
Masalah
Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok
(masyarakat pra sejahtera), dan terdapat di mana-mana, baik di Negara maju
maupun di Negara-negara yang sedang berkembang. Ketidakadilan itu terlihat dari
tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam
kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi
sehat, air bersih, pengelolaan sampah ) rumah sehat, RTH, pelayanan pendidikan
dan sebagainya. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan
hak atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi
mereka untuk mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan
itu menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam proses pembangunan
yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman buruk atau kumuh
dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan tersebut sedang dalam proses
tidak berkelanjutan. (Madrim Djody Gondokusumo dalam Bunga Rampai, 2005: 410).
Krisis
ekonomi yang menyebabkan naiknya harga kebutuhan bahan pokok telah menimbulkan
berbagai kerusuhan. Kerusuhan ini bahkan telah menembus sampai kawasan pedesaan
atau kawasan pinggiran kota. Hal ini disebabkan desa telah kehilangan daya
tahan menghadapi krisis. Kultur agraris yang menjadi basis pertahanan ekonomi
desa telah hilang maupun ditinggalkan, diganti dengan pola modern yang
tergantung pada industri. Dementara industry yang diharapkan mampu menopang
sektor pertanian, kondisinya sangat rentang dan keropos, karena ketergantungannya
pada bahan baku impor.
Kebijakan
tegas untuk meninggalkan kultur agraris, karena ada pandangan bahwa pola
pertanian yang ada selama ini tidak memberikan nilai tambah, sangatlah naif.
Nilai tambah yang dimaksud dalam konteks tersebut adalah yang bisa memberikan
konstribusi devisa, bukan dalam pengertian mampu memberikan daya hidup pada
komunitas desa. Bahkan kecenderungannya adalah mengubah kawasan pedesaan yang
mampu mandiri berbasis pertanian keanekaragaman hayati, sebagai ajang konversi,
menjadi kawasan industri dan kawasan permukiman perkotaan.
Ketahanan
kita akan kebutuhan bahan pokok sangatlah kurang, karena investasi yang ada
selama ini bukan untuk pembangunan industri yang berbasis sumber daya alam
hayati (agroindustry). Tempe, yang merupakan makanan Indonesia sejak dahulu
kala, ternyata kita belum mampu menjadi produsen bahan baku kedelainya hingga
kini. Kedelai hingga kini masih harus diimpor. Semuanya itu disebabkan kita
belum pernah mengadakan penelitian bioteknologi, yang dapat mendukung pola
agraris yang kita miliki agar efisien. Penelitian yang ada selama ini
bukan membumi, tetapi menuju ke langit. Untuk itu, dalam rangka peningkatan
ketahanan akan kebutuhan bahan pokok, diperlukan upaya pembangunan daerah yang
berbasis keanekaragaman hayati setempat.(Sugandi, 2007: 46-50)
Penelitian –
penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemiskinan tidaklah statis. Orang miskin
bukanlah orang yang pasif. Ia adalah manajer seperangkat asset yang ada di
seputar diri dan lingkungannya. Keadaan ini terjadi pada orang yang miskin yang
hidup di Negara yang tidak menerapkan sistem Negara kesejahteraan (welfare
state). Sistem yang dapat melindungi warganya menghadapi kondisi-kondisi yang
memburuk yang mampu ditangani oleh dirinya sendiri. Kelangsungan hidup individu
dalam situasi seringkali tergantung pada keluarga yang secara bersama-sama
dengan jaringan sosial membantu para anggotanya dengan pemberian bantuan
keuangan, tempat tinggal dan bantuan-bantuan mendesak lainnya.
Pendekatan
kemiskinan yang berkembang selama ini perlu dilengkapi dengan konsep
keberfungsian sosial yang lebih bermatra demorasi-sosial ketimbang
neo-liberalisme. Rebounding atau pelurusan kembali makna keberfungsian sosial
ini akan lebih memperjelas analisis mengenai bagaimana orang miskin mengatasi
kemiskinannya, serta bagaimana struktur rumah tangga, keluarga kekerabatan, dan
jaringan sosial mempengaruhi kehidupan orang miskin. Paradigma baru lebih
menekankan pada “apa yang dimiliki si miskin ” ketimbang ” apa yang tidak
dimiliki si miskin ”. (Suharto, 2005 : 148)
Pada
akhirnya kebijakan pengurangan kemiskinan yang selama ini yaitu pendekatan
top-down dalam perencanaan kebijakan yang sekarang dilakukan, yaitu pemerintah
dan para pakar menganggap dirinya yang paling mengetehaui tentang proses-proses
yang terjadi dimasyarakat, perlu diganti dengan pendeketan bottom-up, yaitu
melibatkan partisipasi masyarakat melalui dialog-dialog yang demokratis,
menghargai perbedaan-perbedaan, keadilan dan kesetaraan jender. Ilmu
pengetahuan modern antroposentris sebagai dasar perencanaan kebijakan publik
untuk mengelola kehidupan masyarakat dan lingkungan perlu diganti dengan ilmu
pengetahuan yang bersifat non-antroposentris, menghargai etika dan nilai-nilai
yang ada di masyarakat dan di lingkungan alam. (Madrim Djody Gondokusumo Dalam
Bunga Rampai, 2005 : 418)
2.
Masalah
Kualitas Lingkungan Hidup
Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan
lingkungan, yaitu mengurangi resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat
lingkungan. Sejak berabad tahun yang lalu nenek moyang kita telah merubah hutan
menjadi daerah pemukiman dan pertanian. Perubahan hutan menjadi sawah merupakan
usaha untuk memanfaatkan lahan untuk produksi bahan makanan dibawah
kondisi curah hujan yang tinggi dan juga untuk mengurangi resiko erosi di
daerah pegunungan. Hingga sekarang pencetakan sawah masih berjalan terus.
Dengan perubahan hutan atau tata guna lahan lain menjadi sawah berubahlah pula
keseimbangan lingkungan.
Jadi jelaslah keserasian bukanlah suatu hal yang
kekal, melainkan berubah-ubah menurut umur orang atau golongan, tempat dan
waktu. Karena itu melestarikan keserasian bertentangan dengan hakekat hidup
yang menginginkan perubahan. Melestarikan keserasian akan berarti meniadakan
kebutuhan dasar untuk dapat memilih. Karena itu akan berarti menurunkan mutu
lingkungan dan dengan itu mutu hidup.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
pada hakekatnya tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri.
Manusia merupakan subjek sekaligus objek pembangunan. Manusia berada pada
posisi sentral sahingga pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilya tidak boleh
mengabaikan dimensi manusianya. Untuk dapat melakukan hal tersebut, diperlukan
pendekatan pembangunan yang menitikberatkan pada segi manusia. Pembangunan
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup manusia. Di lain
pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan dampak negatif, berupa
resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, yang mengakibatkan rusaknya
struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan
ini pada akhirnya akan menjadi beban yang malah menurunkan mutu hidup manusia,
sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.
Terpeliharanya keberlanjutan fungsi lingkungan hidup
merupakan kepentingan manusia, sehingga menuntut tanggung jawab dan perannya
untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup. Keberlanjutan pembangunan harus memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumber daya alam, sumber daya manusia, serta pengembangan sumber daya buatan,
dan menjadi sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan, serta menjadi
jaminan bagi kesejahteraan serta mutu hidup generasi masa kini dan generasi
mendatang.
3.
Masalah
Keamanan dan Ketertiban
Beberapa
teror bom yang terjadi di beberapa kota di Indonesia akhir-akhir ini, sperti di
Bali, Jakarta dan lain-lain telah menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan
mengganggu jalannya perekonomian. Selain itu, beberapa kota di Indonesia juga
mengalami penurunan kualitas kehidupan dengan banyaknya terjadi kerusuhan yang
disebabkan oleh konflik antar kelompok masyarakat, seperti di Poso, Palu,
Ambon, Banda Aceh dan sebagainya.
Permasalahan
ini diperberat dengan masalah ketertiban Karena tidak disiplinnya masyarakat.
Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplain berlalu lintas. Saat
ini juga semakin sering terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat
terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah,
terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti
tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemamhaman akan hak-hak dan tanggung
jawab masyarakta dalam pembangunan dan lain sebagainaya.( Gita Chandrika Napitupulu
dalam Bunga rampai, 2005 : 9-10)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka
dapat disimpulkan:
1. Pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan
kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Pembangunan berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan
lingkungan hidup memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menjamin Pemerataan dan Keadilan.
2. Menghargai Keanekaragaman Hayati
3. Menggunakan Pendekatan Integratif
4. Menggunakan Pandangan Jangka Panjang
- Bahwa hambatan dalam pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan adalah kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, keamanan dan
ketertiban, dan sebagainya.
- Bahwa masalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan
hidup yang terjadi di suatu kawasan tertentu memperlihatkan bahwa kawasan
itu sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
- Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan hidup
yang telah hilang atau rusak, tercemar, itu merupakan ancaman terhadap
proses pembangunan berkelanjutan. Ancaman tersebut tidak hanya terjadi di
kawasan itu saja, tetapi juga akan mempengaruhi sub-sub sistem lain yang
membentuk kawasan itu
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
adapun saran bagi pemerintah agar dapat menerapkan sistem pembangunan yang
berkelanjutan seperti di negara-negara maju lainnya dengan jalan menanggulangi
kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta keamanan dan
ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di
Indonesia sehingga dapat dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan
juga untuk generasi yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bunga, Rampai. 2005. Pembangunan Kota Indonesia Dalam Abad 21,
Konsep dan Pedekatan Pembangunan Perkotaan di Indonesia. Jakarta: Fakultas
Ekonomi UI
Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan hidup dan Pembangunan.
Djambatan : Jakarta
Sugandhy,
Aca dan Hakim, Rustam. 2007. Prinsip
Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Bumi
Aksara.
Tato, Syahriar. 2009. Hambatan
Dalam Sistem Pembangunan Perkotaan Yang Berkelanjutan
http://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/hambatan-dalam-sistem-pembangunan-perkotaan-yang-berkelanjutan/
Wicaksono, Sonny Ilham. 2012. Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangan
tanhks sangat membantu
BalasHapusthank you kak infonya
BalasHapusijin referensi ka, untuk essay
BalasHapus