KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah perkembangan peserta didik yang berjudul “REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
yang diberikan oleh dosen pengampu.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang
kami peroleh dari media elektronik yaitu internet dan juga buku-buku yang
berhubungan dengan materi tersebut.
Kami
menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah ini.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini. Akhir kata, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………...………….ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A.
LATAR
BELAKANG……………………………………………………..1
B.
RUMUSAN
MASALAH……………………………………………….….2
C.
TUJUAN……………………………………………………………………2
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………….………….…3
A.
PENGERTIAN
REMAJA……………………………………………….…3
B.
KARAKTERISTIK
MASA REMAJA………………………….………....4
C.
TUGAS
PERKEMBANGAN MASA REMAJA…………………….…....5
D.
HAKIKAT
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA…....5
E.
HUKUM
PERKEMBANGAN REMAJA…………………………………7
F.
KARAKTERISTIK
UMUM PERKEMBANGAN REMAJA………..…...12
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………..…....15
A.
KESIMPULAN……………………………………………………………15
B.
SARAN…………………………………………………………………....15
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………..…16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masa remaja
merupakan suatu tahap dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Istilah ini
menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai
dari usia 14 pada pria dan 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi
dari suatu budaya ke kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai
waktu dimana individu mulai bertindak
terlepas dari orang tua mereka.
Perkembangan pada remaja ditandai dengan beberapa perubahan
misalnya saja perubahan pada fisik atau yang lainnya. Berikut ini adalah
perkembangan yang terjadi pada masa remaja:
a.
Perkembangan
fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan
erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini
berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang
tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat,
yang membawa tubuh menjadi tinggi dan berat dewasanya dalam waktu sekitar dua
tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria dari pada wanita, juga
menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria.
Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan
estrogen pada wanita, perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian
psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di
usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang
menjadi dewasa lebih lambat
b.
Perkembangan
intelektual
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa
remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara
bertahap. Psikolog perancis Jean Piaget menemukan bahwa masa remaja
adalah awal tahap pemikiran yang melihat logika. Piaget beranggapan
bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan
penggalaman terkait mereka. Mamun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini,
bukti ini menunjukan bahwa kemampuan
remaja untuk menyelesaikan masalah
kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
c.
Perkembangan
emosional
Psikolog Amerika G Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja
adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat ada
luas yang terjadi pada waktu pubertas. Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik
Erikson menandang perkembangansebagai proses psikososial yang terjadi
seumur hidup.
Tugas
psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang
yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut
berhubungan dengan lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran masalah emosional
bervariasi antara setiap remaja.
B.
PERUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, supaya dalam
penulisan makalah ini kami memperoleh hasil yang maksimal, maka kamin
mengemukakan beberapa rumusan masalah, diantaranya yaitu:
1.
Pengertian
dalam masa remaja?
2.
Bagaimana perkembangan pada masa remaja?
3.
Ciri-ciri
atau sifat perkembangan remaja?
C.
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik.
2.
Untuk memambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita
3.
Untuk
lebih mengetahui tentang remaja dan
perkembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
PENGERTIAN
REMAJA
Dalam bahasa
aslinya, remaja disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang artinya “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitive dari orang-orang purbakala
memandang masa puber dan masa remaja berbeda dengan periode lain dalam rentang
kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan
mental, emosional, social dan fisik (Hurlock, 1991). Pandangan tersebut
didukung oleh piaget (Hurlock,1991)
yang mengatakan bahwa perkembangan spikologis, remaja adalah suatu usia dimana
individu berada dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau
paling tidak sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat
dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini
memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam
masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan karakteristik paling mennonjol dari
semua periode perkembangan. ( Shaw dan
Costanzo, 1985).
Remaja
sebetulnya tidak mempunyai tempat yang
jelas. Mereka sudah termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secara penuh untuk masuk golongan orang dewasa. Remaja berada diantara
anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “
mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu
manguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya
(Monks, 1989). Akan tetapi, yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase
remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa yang sangat
potensial, baik dilihat dari aspek
kognitif, emosi, maupun fisik.
B.
KARAKTERISTIK
MASA REMAJA
a.
Konsep
tentang Adolescence
Pengertian dasar tentang istilah adolescence hanyalah
pertumbuhan kearah pematangan. Masa ini adalah periode antara permulaan pubertas
dengan kedewasaan yang berkisar antara usia 14-25 tahun untuk laki-laki dan
usia antara 12-21 tahun untuk perempuan.
Banyak buku pendidikan dan spikologi yang mendefinisikan adolescence dengan
menunjuk kepada periode yang penuh dengan tekanan dan ketegangan (stress and
strain), suatu periode dimana individu belum menjadi sesuatu. Generalisasi
semacam ini tentu saja memiliki keterbatasan karena tidak semua remaja
mengalami tekanan dan ketegangan.
Dalam dunia yang dengan cepat mengalami perubahan, memang tidak
bisa dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja mengalami ketidaktentuan saat
mereka mencari kedudukan dan identitas. Para remaja bukan lagi kanak-kanak,
tetapi belum juga bisa menjadi orang dewasa. Mereka cenderung dan bersifat
lebih sensitive karena perannya belum tegas. Ia mengalami pertentangan
nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang
sekaligus mengubah perannya. Para remaja adalah individu-individu yang sedang
mengalami serangkaian tugas perkembangan yang khusus.
b.
Keunikan
remaja
Psikologi objectif selalu menekankan bahwa pertumbuhan adalah
sesuatu yang berlangsung terus-menerus dan bertahap. Oleh karena itu, individu
tidak sekaligus berubah menjadi orang yang sama sekali berbeda walaupun terjadi
kematangan pada organ-organ kelamin, tumbuhnya kumis, tumbuhnya bulu pada
bagian-bagian tertentu pada badan, atau dengan timbulnya perubahan suara pada
laki-laki.
Keunikan para remaja terletak pada individu-individunya. Sebagai
contoh, tampak jelas bahwa para remaja dari keluarga yang sama, memiliki
perbedaan-perbedaan misalkan dalam hal berat badan, intelegensi, minat dan
sifat socialnya. Anak kembarpun memiliki perbedaan, sekalipun mereka memiliki
kesamaan pembawaan. Para remaja dari kelas social yang satu berbeda dengan para
remaja dari kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Pendeknya, beberapa
keunikan para remaja terletak dalam indivualitasnya, bukan pada masa remajanya.
C.
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Tugas
perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan
serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (teen task
development) (1991) adalah berusaha:
1)
Mampu
menerima keadaan fisiknya
2)
Mampu
menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3)
Mampu
membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4)
Mencapai
kemandirian emosional
5)
Mencapai
kemandirian ekonomi
6)
Mengembangkan
konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran
sebagai anggota masyarakat
7)
Memahami
dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8)
Mengembangkan
perilaku bertanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9)
Mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan
10)
Memahami
dan mempersiapkan berbagai tanggungjawab kehidupan keluarga
D.
HAKEKAT
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Pertumbuhan
yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada aspek
perubahan fisik kearah lebih maju. Dengan kata lain, istilah pertumbuhan dapat
didefinisikan sebagai proses perubahan fisikologis yang bersifat progresif dan
kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai
hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang, atau tinggi badan,
tulang, otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh lebih besar, dan organ
tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya, pertumbuhan ini mencapai titik
akhir yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu,
misalnya usia lanjut, justru terdapat bagian-bagian fisik tertentu yang
mengalami penurunan dan pengurangan (Berk, 1989).
Sedangkan, perkembangan lebih mengcu kepada perubahan karakteristik
yang khas dari gejala-gejala psikologis kea rah yang lebih maju. Para ahli
psikologi pada umumnya menunjuk pada pengertian perkembangan sebagai suatu
proses perubahan yang barsifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan
dan karateristik psikis yang baru. Perubahan seperti itu tidak terlepas dari
perubahan yang terjadi pada struktur biologis, meskipun tidak semua perubahan
kemampuan dan sikap psikis dipengaruhi oleh perubahan struktur biologis.
Perubahan kemampuan and karakteristik psikis sebagai hasil dari perubahan dan
kesiapan struktur biologis tersebut sering dikenal dengan sebuah istilah “kematangan”
(Beck, 1989).
Perkembangan
berkaitan erat dengan pertumbuhan. Berkat adanya pertumbuhan, pada saatnya anak
akan mencapai kematangan. Terdapat perbedaan antara pertumbuhan dan kematangan,
pertumbuhan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kuantitatif seperti
bertmbah panjang ukuran tungkai, bertambah lebarnya lingkar kepala, bertambah
beratnya tubuh, dan semakin sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf.
Sedangkan
kematangan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kualitatif. Akan tetapi,
perubahan kualitatif tersebut akan sulit untuk diamati atau diukur. Kita lebih
mudah melihat bertambah luasnya telapak tangan seorang anak daripada melihat
bertambah kompleknya system syaraf dan semakin kuatnya jaringan otot pada anak
yang memungkinkan organ tersebut melakukan yang lebih kompleks.
Pertumbuhan dan
kematangan merupakan proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan
perubahan yang berasal dari dalam diri anak. Akan tetapi, hal tersebut tidak
berarti bahwa factor lingkungan tidak memegang peranan. Pertumbuhan dan
kematangan dapat dipercepat dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan dalam
batas-batas tertentu. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar
dan proses belajar hanya mungkin berhasil jika ada kematangan.
Kemampuan
belajar menulis hanya dapat dicapai jika proses latihan diberikan kepada anak
pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna dan telah mampu memahami
bentuk-bentuk huruf yang diperkenalkannya. Dengan demikian, anak akan berhasil
dalam belajar memegang pensil dan membaca hurf-huruf. Seorang anak akan lebih
mudah belajar naik sepeda ketika otot-ototnya juga sudah tunbuh dengan sempurna
sehingga mampu melakukan koordinasi dengan baik ketika harus melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan naik sepeda. Pertumbuhan, kematangan
belajar, dan perkembangan merupakan proses belajar yang seiring.
Tugas-tugas
perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan dirinya,
memahami peran seks / jenis kelamin, mengembangkan kemandirian, mengembangkan
tanggung jawab pribadi dan social, menginternalisasikan nilai-nilai norma, dan
merencanakan masa depan. Dewasa ini tidak sedikit remaja yang melakukan
perubahan antisocial maupun asusila karena tugas-tugas perkembangan tersebut
kurang berkembang dengan baik.
E.
HUKUM-HUKUM
PERKEMBANGAN BAGI REMAJA
Hukum
perkembangan adalah prinsip-prinsip yang
mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagai ahli psikologi ada
yang lebih senang menggunakan istilah “prinsip-prinsip perkembangan” dan tidak
mau menggunakan istilah hukum perkembangan. Akan tetapi, di indonesia yang
lebih dikenal adalah istilah hukum perkembangan daripada prinsip perkembangan.
Perbedaan istilah tersebut tidak memberi pengaruh fundamental terhadap makna
dasar yang dikandungnya. Oleh karena itu, dalam tulisan digunakan istilah hukum
perkembangan.
Diantara
hukum-hukum perkembangan yang sudah banyak dikenal dalam khazanah perkembangan
adalah sebagai berikut.
1.
Hukum
tempo perkembangan
Sesuai dengan istilahnya, tempo berarti waktu atau masa. Hukum
tempo perkembangan bermakna bahwa berlangsungnya perkembangan individu yang
satu tidak sama cepat atau lambatnya denagn individu lain. Ada anak yang
berkembang dalam waktu yang relatif cepat, misalnya belajar berbicara atau
belajar berjalan. Akan tetapi, apda anak lain ketika belajar berbicara atau
jalan memerlukan waktu yang cukup lama.
2.
Hukum
irama perkembangan
Selain mempunyai tempo, perkembangan juga mempunyai irama
masing-masing. Irama berarti variasi ataufluktuasi naik turunnya kecepatan
perkembangan individu. Hukum irama perkembangan mengatakan bahwa berlangsungnya
perkembangan individu tidak dengan irama yang konstan, tetapi kadang-kadang
dengan irama yang cepat, lambat atau bahkan seperti berhenti, dan kemudian
cepat seperti dipicu. Sebagai contoh, pada suatu saat dalam perkembangan
kecepatan belajar bahasa anak ditunjukkan dengan banyaknya kata-kata baru yang
dikuasai. Akan tetapi, jika kemudian tidak ada lagi, tetapi kemudian tampak
giat lagi seperti dipicu untuk belajar dengan cepat sehingga melampaui anak
yang lain.
3.
Hukum
Rekapitulasi
Hukum rekapitulasi berpendapat bahwa perkembangan psikis individu akan
pengulangan urutan tingkah laku dari perkembangan nenek moyang suatu bangsa. Oleh karena itu, sesuai
dengan hukum rekapitulasi, ada semacam perilaku kolektif atau meminjam istilah
carl Gustaf Jung adalah semacam “ketidaksadaran kolektif(Bischof,1983). Hukum
rekapitulasi tersebut pertama kali dikemmukakan oleh Hackel( Jerman) yang dalam
laporan biologinya disebut hukum biogenetis, dia mengatakan bahwa ontogenese
merupakan rekapitulasi dari philogenese, yang berarti perkembangan suatu
makhluk hidup adalah rekapitulasi dari perkembangan seluruh jenis. Diantara para ahli ada yang setuju dengan
hukum rekapitulasi ini, tetapi ada juga yang menolaksebagian atau bahkan
menolak sama sekali. Claparede misalnya, menolak urutan seperti yang
digambarkan sebelumnya. Akan tetapi, ia menerima anggapan bahwa dalam
perkembangan individu mengalami situasi yang mirip dengan suatu masa dalam
perkembangankebbudayaan umat manusia. Demikian juga halnya Stern, tidak
sepenuhnya menyetujui hukum rekapitulasi. Dalam konteks ini, Stephen R.
Covey(1989: 67) mengemukakan teori Determinisme Genetik ( Genetic
Determinism)untuk menjelaskan tentang hakikat manusia dengan mengatakan:
Genetic
determinism basically says your grandparents did it to you. That’s why you have
such a tempers. Your grandparents had short tempers and it’s in your DNA. It
just goes through the generations and you inherited it. In addition. You’re
irish, and that’s the nature of irish people.
Dengan demikian, pandangan hukum rekapitulasi dan juga
detyerminisme genetik tersebut merupakan refleksi dari paradigma sosial yang
seolah-olah mengatakan bahwa hakikat dan perkembangan manusia merupakan
determinasi dari kekuatan-kekuatan sosial yang melingkupi satu generasi ke
generasi berikutnya secara turun temurun.
Berdasarkan hukum rekapitulasi tersebut, perkembangan individu
dapat digolongkan kedalam babarapa fase atau masa yang dalam bentuk realnya
dapat dilihat dari permainan mereka. Adapun fase-fase perkembangan tersebut
adalah:
1.
Masa
berburu dan menyamun ( sampai dengan 8 tahun)
Ciri-ciri yang menonjol dari masa ini adalah bahwa anak-anak dalam
permainannya menunjukkan kesenangan menangkap binatang, bermain dengan
panah-panahan, membuat rumah-rumahan, saling mengintai, saling memata-matai,
saling menyelinap untuk menangkap musuh, dan sebagainya.
2.
Masa
beternak (8-10 tahun)
Masa ini juga disebut dengan masa menggembala. Cara yang menonjol
pada masa ini adalah anak senang sekali memelihara binatang. Misalnya,
memelihara ayam, merpati, perkutut, kucing, hamster, atau kambing.
3.
Masa
bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar memelihara
tanaman. Misalnya, tanaman bunga, tanaman pot bunga, atau tanaman dihalaman
rumah. Biasanya anak ingin mempunyai kebun sendiri meskipun dalam ukuran mini.
4.
Masa
berdagang (12-14 tahun)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah perhatian anak terutama
tertuju kepada hal-hal yang mirip dengan perdagangan. Mmisalnya, bermain jual
beli dengan uang dari kertas atau daun, tukar menukar perangko bekas, pengumpulan
bungkus rokok, karcis bekas, dan sebagainya.
5.
Masa
industri (15 tahun ke atas)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar membuat
permainannya sendiri dengan bahan-bahan yang ada disekelilingnya. Misalnya,
membuat layang-layang, membuat seruloing bambu, katapel, gasing, dan
sebagainya.
4.
Hukum
masa peka
Orang yang pertama kali mengemukakan adannya masa peka dan kemudian
mengembangkan hukum masa peka adalah M. Montessori dari Italia.
Menurutnya dalam perkembangan anak suatu saat terdapat yang sangat tepat bagi suatu fungsi untuk dapat
berkembang dengan baik sekali atau sangat sensitif dan sangat dengan mudah
untuk merespons stimulus yang datang kepada dirinya. Pada masa ini, anak
mempunyai kesiapan terbaik untuk melaksanakan tugas perkembangannya dalam
fungsi tertentu.
Apabila masa peka tersebut telah diketahui, layanan pendidikan atau
bantuan dari orang dewasa akan mudah mencapai hasil yang maksimal. Misalnya,
masa peka untuk berjalan adalah pada tahun kedua, masa peka untuk mengingat
atau menghafal sesuatu adalah pada tahun ketiga atau keempat, masa peka untuk
belajar adalah menggambarkan sesuatu adalah pada tahun kelima, masa peka untuk
perkembangan ingatan logis adalah tahun keduabelas dan ketiga belas, dan
sebagainya.
Atas
dasar masa peka ini Maria Montessori mendirikan dan mengembangkan sistem
pendidikan dalam sebuah taman kanak-kanak yang dipimpinnya yang bernama Casa
de Bambini.
5.
Hukum
Trotzalter (Masa Menentang)
Hukum Trotzalter berpandangan bahwa perkembangan individu tidak
selalou berlangsung dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu
terjadi data guncangan yang membawa perubahan secara radial. Masa mengalami
goncangan semacam itu biasanya terjadi pada dua kali periode. Periode guncangan
pertama terjadi ketika individu berada pada usia 3-4 tahun. Periode guncangan
kedua terjadi ketika individu berada pada usia sekitar 14-17 tahun. Pada
periode usia itu, anak biasanya mengalami perubahan mencolok dalam dirinya baik
aspek fisik maupun psikis sehingga menimbulkam reaksi emosional dan perilaku
radikal.
Wujud
nyata perilaku yang sering ditunjukkan adalah adanya sikap mampu berdiri
sendiri, mampu mengerjakan sesuatu secara sendiri, dan merasa tidak terlalu
perlu bantuan orang lain sehingga seringkali timbul sikap menentang ketika ada
stimulus dari orang lain yang dirasa kurang sesuai. Karena sering menunjukkan
sikap menentang tersebut, kemudian rasa ini disebut juga masa menentang
(trotzalter).
6.
Hukum
masa eksploratif
sesuai dengan istilahnya, yaitu eksploratif yang berarti
penjelajahan, hukum masa eksploratif yang dipelo[pori oleh seorang ahli dari
belanda yang bernama Langeveld berpadangan bahwa perkembangan individu
merupakan suatu proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan dan penemuan
pada individu yang bersangkuta. Individu yang lahir merupakan warga baru yang
belum mangenal dunia sekelilingnya. Oleh karena itu, perlu dikenal dan
dipelajari tentang segala sesuatu yang ada di dunia sekelilingnya pada saat kehadirannya.
Untuk dapat mengenali dunia sekelilingnya, dia perlu melakukan penjelajahan
agar kemudian menemukan bermacam-macam kehidupan duniawi dan nilai-nilai
kemanusian. Melalui proses penjelajahan dan penemuan-penemuan dunianya itulah
individu mengalami perkembangannya
7.
Hukum
Pertahanan Diri
Pertahanan diri yang dimaksud adalah suatu respons dalam bentuk
sikap atau perilaku individu yang dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan
stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyenangkan. Pertahanan diri tersebut
ada pada setiap individu. Bentuk pertahanan diri ini berbeda-bada antara
individu satu dengan yang lainnya. Contah bentuk pertahanan diri yang sederhana
adalah pada saat anak merasa lapar, haus, takut, sakit, dan sebagainya kemudian
anak akan menangis. Dengan menangis sebenarnya terkandung maksud agar orang
lain segera datang untuk memenuhi kebutuhannya.
Tangisan anak merupakan wujud nyata dari perbuatan yang didorong
oleh keinginan untuk mempertahankan diri dari rasa lapar, haus, takut, atau
sakit. Dengan bertambahnya usia pertahanan individu menjadi semakin bervariasi
dan tidak bersifat impulsif naluriah. Ketikas individu sudah semakin remaja
atau dewasa, pertahanan diri terhadap rasa lapar, haus, takut, dan sakit tidak
lagi berupa tangisan, tetapin kegiatan lain, misalnya mencari makan dan minuman
dilemari atau lari mencari perlindungan pertahanan diri yang ada pada setiap
individu dapat menjadikan sistem keseimbangan untuk perkembangan kehidupan.
8.
Hukum
Pengembangan Diri
Hukum ini berpandangan bahwa sesungguhnya setiap individu memiliki
dorongan alamiah untuk mengembangkan potensi yang dimililkinya. Keberhasilan
individu dalam mempertahankan diri memerlukan usaha aktif dan kreatif. Sifat
kreafit ini menimbulkan berfungsinya dorongan untuk mengembangkan diri berupa
kegiatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dorongan untuk
mengembangkan diri wujudnya berlainan antara individu satu dengan lainnya.
Misalnya, pada remaja ada rasa ingin selalu bersaing dengan orang lain,
perasaan kurang puas terhadap hasil yang telah dicapai, keinginan untuk
mengetahui segala sesuatu, semua ini merupakan dorongan untuk mengembangkan
diri.
F.
Karakteristik
Umum Perkembangan Remaja
Masa remaja
sering kali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson disebut dengan
identitas ego (ego identity) (Bischof,1983). Hal tersebut terjadi karena masa
remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan
orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi
melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai
orang dewasa, ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. Oleh karena itu,
terdapat sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, yaitu:
1.
Kegelisahan
Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja nmempunyai banyak
idealisme angan-angan atau keinginan yang hendak diwujjudkan di masa depan.
Akan tetapi, sesungguhnya remaja belum mempunyai banyak kemampuan yang memadai
untuk mewujudkan semua itu. Seringkali angan-angan dan keinginannya jauh lebih
besar dibandingkan dengan kemampuannya.
Selain itu, disatu pihak mereka ingin mendapat pengalaman
sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan, tetapi di pihak lain mereka
merasa bellum mampu melakukan berbagai
hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman
langsung datri sumbernya. Tarik menarik antara angan—angan yang tinggi dengan
kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh
perasaan gelisah.
2.
Pertentangan
Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada
situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan
masih belum mampu untuk mandiri. Oleh karena itu, pada umumnya, remaja sering
mengalami kebingungan karena sering pertentangan pendapat antara mereka dengan
orang tua. Pertentangan yang sering terjadi tersebut menimbulkan keinginan
remaja untuk mel;epaskan diri dari orang tua, kemudian ditentangnya sendiri
karena dalam diri remaja ada keinginan untuk memperoleh rasa aman. Remaja
sesungguhnya belum begitu berani mengambil resiko dari tindakan meninggalkan
lingkungan keluargaya yang jelas aman bagi dirinya. Selain itu, keinginan
melepaskan diri tersebut belum disertai dengan kesanggupan untuk berdiri
sendiri tanpa bantuan orang tua dalam soal keuangan. Akibatnya, pertentangan
yang sering terjadi akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri
maupun pada orang lain.
3.
Mengkhayal
Keinginan untuk menjelajah dan berpetualang tidak semuanya
tersalurkan. Biasanya terdapat hambatan pada segi keuangan atau biaya. Oleh
karena itu, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang
banyak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orang
tuanya. Akibatnya, mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya
melaloui dunia fantasi. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal
prestasi dan jenjang karier sedang remaja putri lebih mengkhayal romantika
hidup.
Khayalan ini itdak selamanya bersifat negatif. Khayalan tersebut
kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul
ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.
4.
Aktifitas
Kelompok
Berbagai macam keringinan para remaja sering kali tidak dapat
terpenuhi karena bermacam-macam kendala. Hal yang sering terjadi adlah tidak
tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua seringkali
melemahkan atau bahkan mematahkan semangat para remaja. Kebanyakan remaja
menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan rekan
sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara
berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama(Singgih DS,
1980).
5.
Keinginan
Mencoba Segala Sesuatu
Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ( high
curiosity ). Karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung
ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang
belum pernah dialaminya.
Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa
menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang
dewasa. Akibatnya tidak jarang secar sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba
meroko karena seringmelihat orang deweasa melkukannya. Seolah-olah dalam hati
kecilnya berkata bahwa remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu
berbuat seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. Remaja putri sering kali
mencoba memakai kosmetik baru, meskipun sekolah melarangnya.
Oleh karena itu, yang amat penting bagi remaja adalah memberikan
bimbingan agar rasa ingin tahunya yang amat tinggi dapat terarah kepada
kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan produktif, misalnya ingin
mejelajah alam sekitar untuk kepentingan penyelidikan atau ekspedisi. Jika
keinginan semacam itu mendapat bimbingan dan penyaluran yang baik, akan menghasilkan
kreativitas remaja yang sangat bermanfaat, seperti kemampuan membuat alat-alat
elektronik untuk kepentingan komunikasi, menghasilkan temuan ilmiah remaja yang
bermutu, menghasilkan karya ilmiah yang berbobot, menghailkan kolaborasi musik
deangan teman-temannya, dan sebagainya. Jika tidak, dikhawatirkan dapat
menjurus kepada kegiatan atau perilaku negatif, misalnya mencoba narkoba,
minum-minuman keras, penyalahgunaan obat, atau perilaku seks pranikah yang
berakibat terjadinya kehamilan (Soerjono soekanto, 1989)
Memahami karakteristik remaja-remaja pada umumnya memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingi mencoba-coba, menghayal, dan
merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa
disepelekan atau “tidak dianggap”, oleh karena itu, mereka sangat memerlukan
keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik dari orang
dewasa. Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya
sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidak konsistenan di masyarakat
yang dilakukan oleh orang dewasa/ orang tua.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kami simpulkan bahwa masa
remaja terletak pada masa anak dan masa dewasa. Masa remaja dianggap telah
mulai ketika anak telah matang dalam aspek seksual dan kemudian berakhir
setelah matang secara hukum.
Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat
progresif dan kontinu serta berlangsung selama periode tertentu. Sedangkan
perkembangan adalah perubahan psikis yang bersifat progresif dan menyebabkan
tercapainnya kemampuan dan sifat-sifat baru.
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani berlangsung menurut
hukum-hukum tertentu, yaitu:
a.
Hukum
tempo perkembangan
b.
Hukum
irama perkembangan
c.
Hukum
rekapitulasi
d.
Hukum
masa peka
e.
Hukum
masa menentang
f.
Hukum
masa eksploratif
g.
Hukum
pertahanan diri
h.
Hukum
perkembangan diri
Karakteristik
umum perkembangan remaja adalah bahwa remaja merupakan peralihan dari masa anak
ke masa dewasa sehingga sering menunjukkan sifat-sifat atau karakteristik
seperti kegelisahan dan kebingungan karena terjadi suatu pertentangan,
keinginan untuk mengkhayal dan aktifitas berkelompok
B.
SARAN
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering
disebut dengan masa pubertas. Dimasa inilah peserta didik itu mulai gencar
mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka.
Dimasa ini pula sebaiknya pengekangan-pengkangan yamg diterapkan di masa
kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai
mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang
bisa disebut tidak pantas. Mereka akan mulai mengetahui masalah-masalah yang
ada dalam kehidupan, disini orang tua berperan sebagai penasehat sekaligus
pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh
dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsu,
Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Hurlock, EB.
1990. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Erlangga
Nigokasei,
Dwi. 2011. Makalah Tugas Perkembangan
Remaja. http://uwiiesworld.wordpress.com/2011/02/23/makalah-tugas-perkembangan-remaja/. 23 Februari 2011 jam 11.52 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar